BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Untuk
memasyarakatkan dan membangkitkan semangat kewirausahaan di Indonesia,
pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 4, Tahun 1995. Adapun
tujuan dikeluarkannya Instruksi Presiden tersebut untuk menumbuhkan semangat
kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan.
Kewirausahaan
pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti
mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan
perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan
bukan tujuan utama. Para wirausahawan diharapkan dapat menjadi pelopor
pembangunan, antara lain ikut serta mengurangi adanya pengangguran. Perubahan
dan perbaikan nasib kita harus didasarkan pada kehendak, keinginan, dan kerja
keras. Karena itu, peranan wirausaha penting sekali untuk menentukan masa depan
bangsa dan Negara.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian dari kewirausahaan ?
2. Apa
tujuan dan manfaat dari kewirausahaan ?
3. Bagaimana
karakteristik yang dimiliki oleh wirausahawan ?
4. Apa
saja faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan ?
5. Apa
saja jenis/macam pelaku wirausahawan ?
6. Apa
potensi kelemahan kewirausahawan ?
7. Apa
saja faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian kewirausahaan.
2. Memahami
tujuan kewirausahaan.
3. Mengetahui
karakteristik yang dimiliki oleh wirausahawan
4. Mengetahui
faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan.
5. Mengetahui
jenis/macam pelaku wirausahawan.
6. Mengetahui
potensi kelemahan kewirausahawan.
7. Mengetahui
faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan usaha.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kewirausahaan
Kewirausahaan
berasal dari kata dasar wirausaha. Wirausaha terdiri dari kata wira
dan usaha. Arti kata wira adalah pejuang, utama, gagah, berani, teladan
dan jujur, sedangkan usaha adalah kegiatan yang dilakukan. Pengertian wirausaha
adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau entrepreneur.
Kewirausahaan,
seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, adalah semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.[1]
Seorang
wirausahawan (entrepreneur) adalah
seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian
demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan
peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan
sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan. Berikut ini adalah
ringkasan mengenai profil wirausahawan, diantaranya :
− Hasrat dan tanggung jawab. Para
wirausahawan merasakan tanggung jawab pribadi yang amat dalam terhadap hasil
atas usaha yang telah mereka mulai. Mereka lebih memilih dapat mengendalikan
sumber-sumber daya mereka untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sendiri.
− Lebih menyukai risiko menengah. Para
wirausahawan bukanlah orang-orang yang mengambil risiko secara membabi buta,
melainkan orang yang mengambil risiko yang diperhitungkan. Kewirausahaan
menyangkut perencanaan dan pengambilan risiko yang telah diperhitungkan
berdasarkan pengetahuan mengenai pasar, ketersediaan sumber daya atau produk,
dan tindakan terencana yang berpotensi akan berhasil. Dengan kata lain,
wirausahawan yang sukses bukanlah pengambil risiko, tetapi lebih sebagai
penghapus risiko.
− Meyakini kemampuannya untuk sukses. Para
kewirausahawan pada umumnya sangat yakin terhadap kemampuan mereka untuk
sukses. Mereka cenderung optimis terhadap peluang kesuksesan.
− Keinginan untuk mendapatkan umpan balik
yang sifatnya segera. Wirausahawan menikmati tantangan dalam menjalankan
perusahaan dan mereka ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus
menerus mencari umpan balik.
− Tingkat energi yang tinggi. Wirausahawan
lebih energik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini merupakan faktor
penentu mengingat luar biasanya upaya yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan.
− Orientasi masa depan. Wirausahawan
memiliki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat ke depan dan
tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih
mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok.
− Keterampilan mengorganisasi.Wirausahawan
mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan tugas.
Penghubungan orang dan pekerja secara efektif memungkinkan kewirausahaan untuk
mengubah pandangan kedepan menjadi kenyataan.
− Menilai prestasi lebih tinggi dari pada
uang. Salah satu kesalahan konsep yang paling umum mengenai wirausahawan adalah
anggapan bahwa mereka sepenuhnya terdorong oleh keinginan menghasilkan uang.
Sebaliknya, prestasi tampak sebagai motivasi utama para wirausahawan, uang
hanyalah cara sederhana untuk menghitung skor pencapaian tujuan atau pun simbol
prestasi.
Karakter lain yang sering tampak pada
kewirausahawan, meliputi :
−
Komitmen yang tinggi.
−
Toleransi terhadap ambiguitas.
−
Fleksibilitas.
−
Keuletan
B.
Tujuan
Kewirausahaan
Di bawah ini
diuraikan tujuan dari kewirausahaan adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan
jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2. Mewujudkan
kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan
semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan mahasiswa dan
masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan
kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa
dan masyarakat.
C. Manfaat
Kewirausahaan
Survei
membuktikan bahwa para pemilik bisnis kecil lebih bekerja keras untuk
menghasilkan lebih banyak uang, dan merasa lebih bahagia dari pada bekerja
untuk orang lain atau perusahaan lain. Berikut ini manfaat dari kewirausahaan
adalah sebagai berikut.
− Peluang untuk menentukan nasib anda
sendiri. Memiliki perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan peluang bagi para
wirausahawan untuk mencapai apa yang penting baginya. Para wirausahawan ingin
mencoba memenangkan hidup mereka, dan mereka menggunakan bisnis mereka untuk
mewujudkan keinginan itu.
− Peluang untuk melakukan perubahan.
Semakin banyak wirausahawan yang memulai bisnis karena mereka melihat peluang
untuk membuat perubahan yang menurut mereka penting.
− Peluang untuk mencapai potensi
sepenuhnya. Terlalu banyak orang yang merasakan bahwa pekerjaan mereka
membosankan, tidak menantang, dan tidak menarik. Akan tetapi, hal itu tidak
berlaku bagi wirausahawan. Bagi mereka tidak banyak perbedaan antara bekerja
dan bermain, keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki para wirausahawan
merupakan alat untuk mengungkapkan dan mengaktualisasikan diri.
− Peluang untuk meraih keuntungan yang
menakjubkan. Walaupun uang bukan daya dorong utama bagi kebanyakan
wirausahawan, keuntungan bisnis merupakan faktor motivasi yang penting untuk
mendirikan perusahaan.
− Peluang untuk berperan dalam masyarakat
dan mendapatkan pengakuan atas usaha anda. Kesepakatan bisnis berdasarkan
kepercayaan dan saling menghormati adalah ciri perusahaan kecil. Memainkan
peran penting dalam sistem usaha setempat dan mengetahui bahwa usaha mereka
memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat kelancaran fungsi ekonomi
negara ini, merupakan bentuk penghargaan lain bagi para manajer usaha kecil.
− Peluang untuk melakukan sesuatu yang
anda sukai dan bersenang-senang dalam mengerjakannya. Yang umumnya dirasakan
oleh para pemilik usaha kecil adalah bahwa kegiatan kerja mereka yang
sesungguhnya bukanlah kerja. Kebanyakan wirausahawan yang berhasil memilih
masuk dalam bisnis tertentu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan
tersebut.[3]
D.
Karakteristik
Wirausaha
Pengusaha yang berhasil memilki
kemungkinaan yang lebih besar di bandingkan dengan orang lain untuk memiliki
orang tua yang juga pengusaha. Mereka juga cenderung memiliki karakteristik
pribadi yang unik. Para peneliti yang mempelajari pengusaha yang berhasil
melaporkan bahwa pengusaha cenderung lebih ingin tahu, bersemangat, dapat
memotivasi diri sendiri, jujur, berani, flexsibel, cerdas, dan andal. Gooffrey
G. Meredith (1996) mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti
berikut :
No.
|
Ciri-Ciri
|
Watak
|
1
|
Percaya
Diri
|
Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
|
2
|
Berorientasikan
tugas dan hasil
|
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada
|
|
|
laba, memiliki ketekunan dan ketabahan,
|
|
|
memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras,
|
|
|
energik dan memiliki inisiatif.
|
3
|
Pengambil
Resiko
|
Memiliki kemampuan mengambil resiko & suka
|
|
|
pada
tantangan.
|
4
|
Kepemimpinan
|
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul
|
|
|
dengan
orang lain dan suka terhadap saran dan
|
|
|
kritik
yang membangun.
|
5
|
Keorisinilan
|
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel,
|
|
|
serba bisa
dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
|
6
|
Berorientasi
ke masa depan
|
Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir
|
|
|
yang berorientasi pada masa depan
|
7
|
Jujur dan
Tekun
|
Memiliki keyakinan bahwa hidup sama dengan
|
|
|
kerja.
|
E.
Faktor
- Faktor Pendorong Pertumbuhan Kewirausahaan
1. Persepsi
terhadap Figur Wirausahawan
Figur wirausahawan yang dimaksud
adalah orang tua, teman dan wirausahawan yang telah dikenal. Latar belakang
orang tua yang berprofesi sebagai wirausahawan berpengaruh positif terhadap
minat berwirausaha. Orang tua yang
berhasil dalam menjalankan profesi sebagai wirausahawan akan memberikan
pengaruh positif untuk memulai berwirausaha karena ada keyakinan bahwa ia juga
mampu berhasil seperti orang tuanya.
2. Ketersediaan
Modal dan Lingkungan Sosial
Tersedianya modal akan memicu minat
seseorang dalam berwirausaha, misalnya memiliki bangunan yang lokasinya strategis
akan memicu minat seseorang untuk membuka usaha di lokasi tersebut. Faktor
lingkungan sosial meliputi perkerjaan masyarakat di sekitar tempat tinggal dan
profesi teman yang memotivasi timbulnya minat berwirausaha.
3. Kebebasan
Bekerja
Bekerja identik dengan
keterikatan pekerja dengan
peraturan-peraturan mengenai waktu kerja, cara kerja dan pendapatan yang akan diterima. Banyak orang
yang meninggalkan pekerjaannya beralasan ingin menjadi bos sendiri. Hal
tersebut menunjukkan bahwa keinginan untuk bebas dalam menjalankan pekerjaan
dengan caranya sendiri, bebas bekerja tanpa terikat aturan kerja adalah faktor
yang memengaruhi minat berwirausaha.
4. Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha
Pendidikan, pengetahuan yang di
dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwiraswasta,
juga keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah
praktek. Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan
bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen atau ekonomi dipercaya akan
mempengaruhi keinginan dan minatnya untuk memulai usaha baru di masa mendatang.
5. Kemajuan
Teknologi dan e-Commerce
Dengan bantuan mesin seperti laptop
dan sebagainya seseorang dapat bekerja di rumah seperti layaknya bisnis besar.
Dan juga, kemajuan World wide web
yang merupakan jaringan sanagt besar yang dapat menghubungkan komputer di
seluruh dunia melalui Internet dan membuka lautan informasi kepada penggunanya.
Dengan begitu bisnis tidak lgi dibatasi dalam mencari pelanggan.
F.
Jenis
- Jenis Pelaku Wirausahawan
1. Wirausahawan
Muda
Orang-orang muda telah mulai
mengambil bagian dalam memulai bisnis. Yang didorong dari kekecewaan akan
prospek dalam perusahaan dan keinginan untuk memiliki peluang menentukan nasib
mereka sendiri, banyak generasi muda lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur
keluar mereka.
2. Wirausahawa
Perempuan
Terkadang perempuan masih mengalami
diskriminasi di tempat kerjanya. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi
pelopor dalam menawarkan peluang di bidang ekonomi, baik pekerjaan maupun
kewirausahaan kepada perempuan. Semakin banyak perempuan menyadari bahwa cara
terbaik untuk menembus hambatan-hambatan yang tak kentara yang menghambat
peningkatan karier mereka untuk mencapai ke puncak organisasi adalah melalui
bisnis mereka sendiri.
3. Wirausahawan
Minoritas
Segmen populasi bisnis kecil yang
juga berkembang dengan cepat adalah perusahaan yang dimiliki kaum minoritas.
Seperti juga perempuan, kaum minoritas menyebutkan bahwa diskriminasi merupakan
alasan utama yang membatasi akses mereka. Akan tetapi, bisnis kaum minoritas
telah mengalami kemajuan dan tingkat keberhasilan mereka terus meningkat.
4. Wirausahawan
Imigran
Kaum imigran saat ini datang dengan
berbekal pendidikan dan pengalaman yang baik. Sehingga dedikasi dan keinginan
mereka untuk berhasil, membuat mereka dapat meraih impian kewiarausahaan
mereka.
5. Bisnis
Rumahan
Beberapa faktor yang menyebabkan
banyak wirausahawan memilih rumah sebagai lokasi pilihan pertama adalah:
- Menjalankan bisnis dari rumah meminimalkan
biaya awal dan biaya operasi
- Perusahaan rumahan memuningkankan
pemiliknya dapat mempertahankan gaya hidup dan gaya kerja fleksibel. Banyak
wirausahawan bisnis di rumah minikmati menjadi bagian dari “angkatan kerja yang
tidak harus berpakaian rapi”,
- Teknologi ynag mengubah banyak rumah
biasa menjadi “villa elektronik”, memungkinkan wirausahawan untuk menjalankan
berbagai macam bisnis dari rumah mereka,
- Banyak wirausahawan menggunakan Internet
untuk menjalankan bisnis perdagangan elektronis (e-commerce) dari rumah dan
bisa menjangkau seluruh dunia.
6. Bisnis
Keluarga
Bisnis
keluarga (family-owned business) adalah
bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh satu atau lebih anggota
keluarga. Bisnis keluarga merupakan bagian integral dari perekonomian.
7. Wirasutri
Wirsutri
(copreneurs) adalah sepasang
suami-istri wirausahawan yang berbisnis bersama sebagai rekan kerja dalam
bisnis mereka. Wirasutri yang berhasil, belajar membina landasan hubungan kerja
yang sukses sebelum mereka mendirikan perusahaan. Beberapa sifat yang
diandalkan mencakup:
- Penilaian
apakah kepribadian mereka akan bertaut dalam lingkup bisnis.
- Saling
menghormati bakat masing-masing.
- Tujuan
bisnis yang sesuai dengan tujuan hidup (visi bersama).
- Pandangan
bahwa mereka merupakan mitra sejajar.
- Keterampilan
bisnis yang saling melengkapi diakui dan dihargai oleh masing-masing pihak dan
mengarah pada identitas bisnis yang unik bagi masing-masing pasangan.
- Kemampuan
menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, berbicara, dan mendengarkan satu sama
lain.
- Pembagian
peran dan wewenang yang jelas, idealnya berdasarkan keterampilan dan kemampuan
masing-masing pasangan, untuk meminimalkan konflik dari perebutan pengaruh.
- Kemampuan
untuk saling mendorong semangat masing-masing dan mengangkat mitra yang kurang
bersemangat.
- Batas
antara kehidupan bisnis dan kehidupan pribadi, sehingga tidak tumpang tindih.
- Adanya
rasa humor.
- Kesadaran
bahwa tidak setiap pasangan dapat bekerja bersama-sama.
8. Korban
PHK Perusahaan
Para
karyawan yang terkena PHK oleh perusahaan-perusahaan pasti telah menjadi sumber
penting bagi aktivitas kewirausahaan. Banyak dari manajer perusahaan yang
dirumahkan telah menjelma sebagi wirausahawan, dan rekan-rekan kerja mereka
juga akan terjun ke dunia kewirausahaan.
9. Karyawan
yang Mengundurkan Diri dari Perusahaan
Perampingan
besar-besaran pada koprporasi-korporasi telah memengaruhi karyawan yang tetap
dipekerjakan setelah proses restrukturisasi: krisis kepercayaan. Hal ini
mengakibatkan meningkatnya jumlah karyawan yang keluar dari struktur perusahaan
dan kemudian menjadi wirausahawan. Karena mempunyai latar belakang
berpendidikan tinggi, pengetahuan bisnis, dan pengalaman manajemen selama
bertahun-tahun, mereka dapat segera meningkatkan tingkat kemampuan bertahan di
perusahaan kecil.
10. Wirausahawan
Sosial
Wirausahawan
sosial (social entrepreneurs)
mengunakan berbagai keahlihan mereka tidak hanya untuk membuat bisnis menjadi
meguntungkan, tetapi juga untuk mecapai tujuan sosial dan lingkungan bagi
keahlian bersama. Bisnis mereka sering kali memiliki tiga pertimbangan utama
yang meliputi tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Para wirausahawan ini
memandang bisnis mereka sebagai suatu mekanisme untuk mencapai tujuan sosial
yang penting bagi mereka sebagai individu.
G. Potensi
Kelemahan Kewirausahaan
Meskipun
memiliki suatu bisnis akan memberikan banyak keuntungan dan menyediakan banyak
peluang, siapapun yang berencana memasuki dunia kewirausahaan harus menyadari
adanya potensi kelemahan. Beberapa kelemahan kewirausahaan mencakup berikut ini
:
−
Ketidakpastian pendapatan.
−
Resiko kehilangan seluruh investasi.
−
Kerja lama dan kerja keras.
−
Kualitas hidup yang rendah sampai bisnis
mapan.
−
Tingkat stres yang tinggi.
−
Tanggung jawab penuh.
−
Keputus asaan.
H. Faktor
- Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Sebelum
merintis usaha baru ada baiknya calon pengusaha mengetahui faktor-faktor
keberhasilan dan kegagalan usaha yang akan di tekuninya. Dengan mengetahui
faktor keberhasilan dan kegagalan usaha maka calon pengusaha dapat membuat
suatu rencana untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti apabila terjadi hal-hal
di luar perencanaan semula.
1. Keberhasilan
Wirausaha
a. Faktor-Faktor
Pendukung Keberhasilan Wirausaha
Ada
beberapa pendukung keberhasilan wirausaha, di antaranya :
1) Faktor
manusia,
2) Faktor
keuangan,
3) Faktor
organisasi,
4) Faktor
mengatur usaha,
5) Faktor
pemasaran
b. Langkah-langkah
untuk menjadi wirausahawan yang sukses di antaranya :
1) Ada
visi dan tujuan yang jelas.
2) Bersedia
untuk mengambil risiko uang dan waktu.
3) Terencana
dan terorganisir.
4) Kerja
keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
5) Mengembangkan
hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lainnya.
6) Hal-hal
yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan.
Menurut
W . Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan atau
keberhasilan, yaitu :
1) Peluang
pasar yang baik.
2) Keunggulan
persaingan.
3) Kualitas
barang/jasa.
4) Inovasi
yang berproses.
5) Dasar
budaya perusahaan.
6) Menghargai
pelanggan dan pegawai.
7) Manajemen
yang berkualitas.
8) Dukungan
modal yang kuat.
2. Kegagalan
Wirausaha
a. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan
Wirausaha
Keberhasilan
atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada kemampuan pribadi wirausaha.
Dibawah ini merupakan faktor-faktor atau penyebab kegagalan dalam berwirausaha
yaitu sebagai berikut.
1. Ketidakmampuan
manajemen atau manajemen yang buruk menjadi faktor utama dari kegagalan
wirausaha. Tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola usaha.
2. Kurangnya
pengalaman, baik dalam kemampuan teknik, mengelola sumber daya manusia dsb.
3. Pengendalian
keuangan yang buruk dalam memelihara aliran kas, dan mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat.
4. Lemahnya
usaha untuk memasarkan bisnis mereka.
5. Gagal
dalam mengembangkan perencanaan strategis. Perencanaan sangat penting dalam
berwirausaha, jika sekali gagal dalam perencanaan maka akan kesuliatan dalam
pelaksanaannya.
6. Pertumbuhan
perusahaan yang tidak terencana dan terkendali.
7. Lokasi
yang buruk atau tidak strategis. Agar usaha dapat beroperasi secara efisien
maka wirausahawan harus pintar dalam menentukan lokasi yang tepat. Yaitu
melakukan penelitian dan pengamatan secara langsung dengan melihat peluang
disekitar lingkungan yang akan ditempati untuk berbisnis.
8. Pengendalian
persediaan yang tidak tepat. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat/persediaan tidak efisien dan tidak efektif.
9. Penetapan
harga yang tidak tepat. Tahap pertama dalam menetapkan harga yang akurat adalah
dengan mengetahui biaya pembuatan atau penyediaan produk dan jasa. Kemudian
pemilik bisnis dapat menetapkan harga yang sesuai dengan citra perusahaan dan
tentu saja disertai dengan memerhatikan persaingan.
10. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi kewiraushaan. Wirausahawan yang kurang siap
menghadapi dan melakukan perubahan, maka ia tidak ada jaminan untuk menjadi
wirausahawan yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa di
peroleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap
waktu.
b. Cara Menghindari Kegagalan Dalam Usaha
dan Bisnis
Usaha mendirikan perusahaan sering
dihadapkan kepada dua kemungkinan yaitu kegagalan dan keberhasilan. Salah satu
sifat seorang wirausaha dapat menyikapi kegagalan dengan memperhatikan faktor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor penyebab
kegagalan dapat bersumber dari internal atau
eksternal. Faktor-faktor Internal antara lain :
1. Ketidaktelitian/ketidakcermatan,
2. Kecerobahan,
3. Kelalaian,
4. Tergesa-gesa
memutuskan,
5. Tidak
mau belajar dari kegagalan orang lain,
6. Terlalu
mudah percaya pada orang lain, dan lain-lain.
Faktor kegagalan
yang berasal eksternal antara lain :
1. Sumber
daya yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitas,
2. Bencana
alam,
3. Kenaikan
harga barang-barang yang tidak terduga,
4. Pengaruh
ekonomi global,
5. Perubahan
kebijakan pemerintah dalam berbagai hal, dan lain-lain.
Cara positif
memandang kegagalan antara lain :
1. Kegagalan
adalah pelajaran berharga untuk tidak diulangi lagi,
2. Kegagalan
harus dapat menjadi motivasi agar mau maju terus,
3. Anggaplah
kegagalan itu sebagai sukses yang tertunda,
4. Percayalah
wirausaha-wirausaha sukses pasti pernah mengalami kegagalan, tetapi mempunyai
kemampuan untuk bangkit kembali.
5. Kegagalan
harus dijadikan bahan evaluasi diri dan dikaji sebab-sebabnya, lalu disusun
strategi untuk meminimalkan kegagalan, dan lain-lain.
Cara atau strategi menghindari
kegagalan adalah dengan mengadakan perencanaan usaha yang cermat mengenai
perkembangan pasar, persaingan, sumber daya manusia, teknologi, proses
produksi, keuangan, rugi-laba, arus kas, pasokan bahan baku, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seorang
wirausahawan (entrepreneur) adalah
seorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian
demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan
peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan
sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan. Inti dari kewirausahaan
yaitu :
a. Pengambilan
resiko.
b. Menjalankan
sendiri.
c. Memanfaatkan
peluang-peluang.
d. Menciptakan
baru.
e. Pendekatan
yang inovatif, dan Mandiri.
B. Saran
Keterbatasan
informasi dan ketelitian kami dalam menyusun makalah ini, menjadi sebab adanya
kekurangan-kekurangan yang tidak dapat kami hindari. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran demi penambahan wawasan bagi para penulis
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar